Jumat, 07 Juni 2013

cara upload file ke blog kamu


Lihat gambar :


Pertama kamu login di slideshare 

kemudian kamu pilih file yang akan di upload

Selanjutnya setelah selesai upload dan save
maka akan muncul link atau kode html
copy code htmlnya
atau CTRL+C

setelah itu kamu pergi ke blog kamu 
dan pilih entri baru klik yang HTMLnye
udeh tinggal copy paste kode html yang tadi
atau CTRL+V
klik publish


silahkan di cobain gan....


Sabtu, 11 Mei 2013

6 Kiat Sederhana Cintai Alam


             Cinta lingkungan. Kalimat ini sering sekali kita dengar. Namun, belum banyak yang mampu menerapkan prinsip ini secara konsisten.
Padahal, banyak aksi yang bisa kita lakukan untuk membantu bumi.
Untuk itu, Sahabatku, Saya ingin berbagi 6 kiat mencintai lingkungan secara sederhana. Aksi ini bisa kita lakukan setiap hari. Simak yah, berikut adalah kiatnya.

1. Pakai Tissue Secukupnya
Tisu terbuat dari apa ya? Betul, pohon. Nah, sayangnya, tidak seperti kertas yang sama-sama terbuat dari pohon, tisu tidak bisa didaur ulang. Jika diperkirakan satu orang menggunakan enam lembar tisu dalam sehari, sehingga 2.200 lembar tisu dalam setahun, maka Indonesia menghasilkan 44 milyar tisu dalam setahun! Bayangkan, berapa banyak pohon yang ditebang dengan sia-sia.

Kalau bisa menghemat satu lembar tisu saja dalam sehari, maka akan membantu mengurangi sampah tisu sebanyak 7 milyar lembar tisu dalam setahun!

Jangan panik dulu, kalau untuk di kamar mandi atau mereka yang sedang sakit, boleh kok menggunakan tisu secukupnya. Jangan terlalu berlebihan, ya.
.
2. Berkebun di Rumah
Sudah tidak asing kan dengan berkebun? Apalagi sejak ada komunitas yang mengajak para masyarakat kota untuk mulai membiasakan diri berkebun dengan sebutan urban farming. Kegiatan berkebun itu banyak manfaatnya, lho! Berkebun akan melatih kesabaran dan keuletan, juga menghindarkan dari penyakit-penyakit mematikan, selain itu berkebun dapat memberikan suasana ceria dan segar.

Mulai dari pekarangan rumah sendiri, tetangga pun akan melihat dan ikut tergerak. Nantinya, akan semakin banyak masyarakat yang ingin untuk berkebun di rumah mereka masing-masing karena melihat betapa ceria dan segar kebun yang ada di rumah kita.

Dengan mulai membiasakan diri untuk berkebun di rumah, nantinya akan timbul kesadaran untuk “berkebun“ di lahan yang lebih besar dan menjaganya dengan sepenuh hati. Dengan berkebun di rumah, sebenarnya  merupakan langkah penghijauan di lingkungan rumah. Bila kebiasaan tersebut berlanjut, penghijauan skala besar ataupun menjaga kelestarian lingkungan secara luas pun bukan menjadi masalah lagi.

3. Lebih Baik Tidak Pakai Plastik Saat Belanja
Kalau lagi belanja, lebih praktis jika pakai kantong plastik, ya? Tapi, tahu gak sih, kalau kantong plastik itu butuh 1.000 tahun untuk terurai dan sekarang setiap tahunnya ada 300 juta kantong plastik yang dibuang di Indonesia. Kamu harus bisa meminimalisasi hal ini.

Bagaimana caranya? Mari lakukan dengan sederhana. Biasakan untuk membawa tas lipat kecil di tas dan jadikan itu sebagai pengganti kantong plastik saat belanja. Saat ini sudah banyak sekali tas-tas kecil dari kain yang dapat dengan mudah dilipat dan dimasukkan ke tas kita. Bahkan, tas lipat kecil tersebut ada juga yang terbuat dari bahan daur ulang. Luar biasa banget, kan!

4. Simpan Dulu Sampahmu
Sering mendengar saran, “Buanglah sampah pada tempatnya”? Tentu sering, ya.. bahkan sekarang di setiap bungkus makanan dan minuman sering tertera saran tersebut, seringkali dalam bentuk gambar.

Bagaimana jika saat sampah butuh untuk dibuang dan di sekitar kita tidak ada tempat sampah? Apa yang akan kamu lakukan? Membuang saja sembarangan karena tidak ada tempat sampah atau menyimpan dahulu sampahmu dan membuangnya saat menemukan tempat sampah?

Tentunya pilihan kedua adalah pilihan yang bijak dan seharusnya kita semua memilih pilhan tersebut.
Penempatan tempat sampah di area publik masih minim dan hal tersebut membuat para pemilik sampah memilih untuk membuang sampahnya sembarangan. Maka, lebih baik, simpan dahulu sampahmu dan buanglah saat menemukan tempat sampah.

5. Matikan Lampu Bila Suasana Cerah dan Terang Apakah kamu terbiasa untuk mematikan lampu saat pagi hari dan menyalakannya saat menjelang malam? Bagus sekali! Pertahankan terus, ya!

Selain menjelang malam, lampu juga boleh kok dinyalakan saat cuaca mendung ataupun kalau merasa jalur cahaya matahari untuk masuk ke rumah terlalu sempit dan butuh penerangan lebih. Boleh, boleh… Tapi, jangan lupa, tetap usahakan untuk mematikan lampu bila suasana cerah dan terang.

Untuk meminimalisasi alasan-alasan menyalakan lampu saat matahari masih bersinar, banyak rancangan arsitektur yang memberikan jalur cahaya matahari untuk lebih leluasa masuk. Hal ini harus bisa dimaksimalkan dan diaplikasikan dengan baik di rumah, kantor ataupun bangunan-bangunan lainnya.

Dengan mematikan lampu saat tidak dibutuhkan, tentunya dapat menghemat listrik dan pada akhirnya dapat menghemat suplai energi. Semua berkat tindakan sederhana kamu.

6. Mencabut Colokan Listrik Bila Tidak Digunakan
Coba deh diingat, sering tidak membiarkan charger ponsel masih berada di colokan padahal baterai ponsel telah terisi penuh dan kamu sudah mencabut sambungannya dari ponsel? Nah, inilah salah satu kebiasaan buruk yang sangat remeh-temeh tapi membawa pengaruh besar bagi konsumsi energi.

Tahu gak sih, kalau mencabut charger ponsel tersebut setelah digunakan, maka aliran listrik tidak akan lagi mengalir dan terjadi penghematan listrik. Ini juga berlaku bagi seluruh colokan listrik yang ada di rumah. Dengan penghematan listrik tersebut, dapat menghemat pembayaran listrik di akhir bulan sebanyak 40%-50%!

Makanya, sekarang ada colokan kabel panjang yang setiap bagian colokannya terdapat tombol untuk dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai dengan penggunaan. Itu adalah salah satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk membiasakan diri dalam tindakan sederhana ini.

Penghematan listrik yang telah dilakukan, pada akhirnya dapat menghemat suplai energi dan itu semua berkat tindakan sederhana kamu. Yuk beraksi hijau mulai hari ini. Sampai jumpa di kiat-kiat berikutnya

Ciptakan Solusi Konkret Atasi Krisis Iklim

d Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP) ke-2, berakhir minggu lalu di Bonn, Jerman. Menurut Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), delegasi dari 160 negara sepakat untuk menciptakan kebijakan konkret guna menciptakan kesepakatan iklim baru pada 2015.
Semua negara telah berkomitmen untuk menciptakan aksi yang transparan, terukur dan bisa diverifikasi menuju terciptanya kesepakatan baru yang akan berlaku pada 2020. Kebijakan ini penting guna mencegah kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celcius dari masa pra-industri.
Figueres mengingatkan, dunia saat ini ketinggalan aksi ilmiah yang diperlukan untuk menekan kenaikan suhu bumi. Pertemuan di Bonn berupaya memastikan bahwa semua pihak – organisasi internasional maupun sektor swasta – dengan dukungan politik, akan bekerja bersama mencapai target-target ini.
Salah satu kesepakatan konkret yang diraih adalah upaya mitigasi dengan beralih ke energi terbarukan disertai dukungan finansial untuk mewujudkannya.
Hasil dari pertemuan minggu lalu akan dievaluasi dalam pertemuan ADP selanjutnya yang akan digelar bulan depan dan menjadi agenda Pertemuan Perubahan Iklim, Conference of the Parties ke-19 (COP 19), yang akan berlangsung November ini, di Warsawa, Polandia.
Bersamaan dengan selesainya ADP ke-2, lembaga PBB, World Meteorological Organisation (WMO), mengonfirmasi bahwa tahun 2012 adalah tahun terpanas kesembilan sepanjang sejarah. Tahun lalu, rata-rata suhu bumi naik 0,45 derajat Celsius dari rata-rata suhu bumi pada periode 1961-1990 yang mencapai 14 derajat Celcius. Kenaikan suhu ini melanjutkan tren yang telah berlangsung selama 27 tahun.
Menurut Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud, tren pemanasan global ini semakin mengkhawatirkan karena akan memicu cuaca ekstrem termasuk kekeringan dan siklon tropis. Bukti-bukti baru dari NASA yang sudah ditulis di Hijauku.com, semakin menegaskan pengaruh pemanasan global terhadap cuaca ekstrem.
Menurut UN Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR), wilayah Eropa akan menjadi wilayah yang mengalami pemanasan global tercepat. Wilayah Eropa Selatan dan Eropa Tengah, akan semakin sering dilanda gelombang panas, kebakaran hutan dan kekeringan. Sementara di wilayah Eropa Utara dan Eropa Timur Laut akan mengalami hujan ekstrem dan banjir.
Menurut UNISDR, sebanyak 75% penduduk Eropa tinggal di wilayah perkotaan. Mereka akan semakin terancam oleh gelombang panas, banjir dan kenaikan permukaan air laut. Uni Eropa memerkirakan, biaya adaptasi perubahan iklim mencapai $131 miliar per tahun pada 2020 dan meningkat menjadi $328 miliar per tahun pada 2050.

Sumber:
Redaksi Hijauku.com

Bumi Serap Separuh Emisi Gas Rumah Kaca

Samudra dan ekosistem bumi saat ini terus menyerap separuh gas rumah kaca yang dihasilkan manusia. Walaupun jumlah emisi CO2 terus meningkat, samudra, hutan dan ekosistem lain di muka bumi terus menyerap CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Hal ini terungkap oleh hasil penelitian University of Colorado dan ilmuwan NOAA yang diterbitkan hari ini (2/8) di jurnal Nature.



Para ilmuwan yang menganalisis data CO2 dunia selama 50 tahun terakhir menemukan bahwa tingkat penyerapan CO2 dunia mencapai separuh dari emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia.
“Namun kita tidak yakin fenomena ini akan terus berlanjut,” ujar Pieter Tans, peneliti perubahan iklim dari NOAA yang turut menyusun penelitian ini bersama Ashley Ballantyne dari University of Colorado.
Karbon dioksida dibuang ke udara akibat pembakaran bahan bakar fosil, kebakaran hutan dan proses alami yang lain. Namun CO2 juga bisa diserap dari atmosfer oleh jaringan tumbuhan dan oleh air di lautan.
Menurut penelitian ini, bumi terus menyerap emisi CO2 dengan tingkat penyerapan rata-rata mencapai 50% walau jumlah emisi CO2 terus naik sejak tahun 1960. “Bumi saat ini menyerap emisi CO2 dua kali lipat lebih banyak dibanding tingkat penyerapan 50 tahun yang lalu,” ujar Tans.
Namun sisa emisi CO2 yang tidak terserap terus naik dan terkumpul di atmosfer bumi yang memercepat proses pemanasan global.
Akibatnya, tingkat penyerapan CO2 oleh samudra dan ekosistem bumi diprediksi akan melambat. Hal ini karena samudra menjadi semakin asam karena menyerap CO2 lebih banyak – mencapai seperempat emisi CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. “Saat samudra semakin asam, samudra akan semakin sulit untuk menyimpan CO2,” ujar Tans.

Sumber:
Redaksi Hijauku.com

PUISI ALAM

Bertambah panasnya dunia ini
semakin tak terasa sejuknya angin
semakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alam
semakin hilang jernihnya air sungai

hanya keringat manusia serakah yang sering menetes
dibumi ini semakin keringnya tanah yang dia pijak
tak ada lagi pohon yang tumbuh
hanya gedung yang sanggup bertahan saat ini

Kemana manusia yang dulu merindukan kesejukan dan kedamaian?
kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukan
udara bersih...
tidakah manusia merindukan itu semua

Sadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaan
yang tidak harus mmerusak tempat tinggalmu sekarang
bumi ini rumah kita bersama
jaga dan rawatlah rumah kita ini.



PANTUN UNTUK ALAM NEGERIKU

 Alamku 


Daun pegaga, buah bidara
Ulam-ulaman enak dimakan,
Bumi hijau harus dipelihara,
Anugrah terindah ciptaan tuhan.

Hembus pawana bayu terasa,
Alam yang indah dipandang mata,
Janganlah kita membuang sisa,
Kelak binasa alam semesta,

Indah malam tanpa pelita
Terbang beramai si rama-rama,
Janganlah lupa peranan kita,
persekitaran indah tanggungjawab bersama.