Sabtu, 11 Mei 2013

Ciptakan Solusi Konkret Atasi Krisis Iklim

d Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP) ke-2, berakhir minggu lalu di Bonn, Jerman. Menurut Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), delegasi dari 160 negara sepakat untuk menciptakan kebijakan konkret guna menciptakan kesepakatan iklim baru pada 2015.
Semua negara telah berkomitmen untuk menciptakan aksi yang transparan, terukur dan bisa diverifikasi menuju terciptanya kesepakatan baru yang akan berlaku pada 2020. Kebijakan ini penting guna mencegah kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celcius dari masa pra-industri.
Figueres mengingatkan, dunia saat ini ketinggalan aksi ilmiah yang diperlukan untuk menekan kenaikan suhu bumi. Pertemuan di Bonn berupaya memastikan bahwa semua pihak – organisasi internasional maupun sektor swasta – dengan dukungan politik, akan bekerja bersama mencapai target-target ini.
Salah satu kesepakatan konkret yang diraih adalah upaya mitigasi dengan beralih ke energi terbarukan disertai dukungan finansial untuk mewujudkannya.
Hasil dari pertemuan minggu lalu akan dievaluasi dalam pertemuan ADP selanjutnya yang akan digelar bulan depan dan menjadi agenda Pertemuan Perubahan Iklim, Conference of the Parties ke-19 (COP 19), yang akan berlangsung November ini, di Warsawa, Polandia.
Bersamaan dengan selesainya ADP ke-2, lembaga PBB, World Meteorological Organisation (WMO), mengonfirmasi bahwa tahun 2012 adalah tahun terpanas kesembilan sepanjang sejarah. Tahun lalu, rata-rata suhu bumi naik 0,45 derajat Celsius dari rata-rata suhu bumi pada periode 1961-1990 yang mencapai 14 derajat Celcius. Kenaikan suhu ini melanjutkan tren yang telah berlangsung selama 27 tahun.
Menurut Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud, tren pemanasan global ini semakin mengkhawatirkan karena akan memicu cuaca ekstrem termasuk kekeringan dan siklon tropis. Bukti-bukti baru dari NASA yang sudah ditulis di Hijauku.com, semakin menegaskan pengaruh pemanasan global terhadap cuaca ekstrem.
Menurut UN Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR), wilayah Eropa akan menjadi wilayah yang mengalami pemanasan global tercepat. Wilayah Eropa Selatan dan Eropa Tengah, akan semakin sering dilanda gelombang panas, kebakaran hutan dan kekeringan. Sementara di wilayah Eropa Utara dan Eropa Timur Laut akan mengalami hujan ekstrem dan banjir.
Menurut UNISDR, sebanyak 75% penduduk Eropa tinggal di wilayah perkotaan. Mereka akan semakin terancam oleh gelombang panas, banjir dan kenaikan permukaan air laut. Uni Eropa memerkirakan, biaya adaptasi perubahan iklim mencapai $131 miliar per tahun pada 2020 dan meningkat menjadi $328 miliar per tahun pada 2050.

Sumber:
Redaksi Hijauku.com

1 komentar:

  1. Casino Table Games - JeT Hub
    Play a wide variety of 제주 출장마사지 table games with a different 경상북도 출장샵 layout on the mobile device. The number of games 태백 출장안마 in a casino table game is high 여주 출장마사지 and 이천 출장마사지 the game can move

    BalasHapus